Cuci darah atau hemodialysis merupakan prosedur medis yang berperan penting untuk para penderita gagal ginjal. Proses ini bertujuan untuk menyaring limbah dalam darah ketika ginjal sudah tak lagi berfungsi dengan optimal. Namun, dibalik manfaatnya yang besar, ternyata biaya cuci darah juga cukup mahal.
Kondisi inilah yang membuat beberapa pasien akhirnya memilih menggunakan BPJS untuk membantu meringankan biaya yang harus kamu keluarkan. Kalau kamu sedang mencari informasi mengenai biaya cuci darah, baik dengan BPJS maupun tidak, dan apa saja persiapannya, berikut adalah penjelasan lengkapnya.
Rincian Biaya Cuci Darah dengan BPJS, Syarat, dan Batasan Sesi
BPJS menjadi layanan jaminan kesehatan yang bermanfaat untuk semua orang, terutama untuk mengganti biaya pemeriksaan serta pengobatan rutin, contohnya cuci darah. Jika kamu terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, inilah rincian biaya cuci darah dengan BPJS beserta informasi menarik lainnya.
Hitung Pinjaman dan Tagihanmu
Tentukan jumlah dan tenor pinjaman
*Beberapa nominal pinjaman hanya dapat memilih tenor tertentu
Bunga 0%
*Biaya admin, bunga, dan tenor bervariasi untuk setiap pengguna
1. Biaya untuk Cuci Darah
Biaya cuci darah dapat bervariasi tergantung pada fasilitas kesehatan dan sistem pembayaran yang kamu gunakan. Berdasarkan data dari UMSU, biaya tersebut dikategorikan dalam beberapa jenis, yaitu:
- Biaya sekali cuci darah, setiap sesi cuci darah, kamu akan dibebankan biaya sebesar Rp800.000 hingga Rp1.000.000. Biasanya, dalam satu minggu, kamu akan menjalani 2 hingga 3 sesi, tapi frekuensinya bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan.
- Kantong darah, jika perlu, BPJS Kesehatan juga akan menanggung biaya kantong darah sebesar Rp360.000 per kantong.
Baca Juga: Berapa Biaya Operasi Caesar ? Simak Lengkapnya Disini
- CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis). Dalam BPJS, biaya cuci darah juga mencakup perawatan CAPD yang meliputi jasa pelayanan dan bahan habis pakai. Total biaya untuk perawatan ini diperkirakan sekitar Rp8.000.000 per bulan.
- Transplantasi ginjal, sesuai dengan aturan yang tercantum di situs resminya, BPJS Kesehatan menanggung biaya transpalasi ginjal sebesar 85% dengan biaya operasi berkisar antara Rp250.000.000 hingga Rp300.000.000.
2. Syarat untuk Memperoleh Layanan Cuci Darah
Supaya kamu bisa mendapat subsidi biaya cuci darah dengan BPJS, kamu harus memenuhi semua persyaratan yang ada di bawah ini.
- Batas usia minimal adalah 18 tahun,
- Surat rujukan dari dokter,
- Memiliki berat badan minimal 45 kg, dan
- Memiliki kartu BPJS Kesehatan yang masih aktif.
3. Batasan Jumlah Sesi Cuci Darah
BPJS Kesehatan tidak membatasi jumlah pertemuan cuci darah yang bisa pasien lakukan. Hanya saja, pasien harus memenuhi semua persyaratan administrasi dan medis yang berlaku. Persyaratan medis meliputi empat kantong darah setiap bulan dan CAPD dengan biaya Rp8.000.000,00.
Rincian Biaya Cuci Darah Tanpa BPJS dan Batasan Sesi
Kalau identitas kamu tidak terdaftar dalam BPJS Kesehatan sehingga harus melakukan proses cuci darah secara mandiri, maka semua biaya cuci darah tanpa BPJS haruslah kamu tanggung secara mandiri. Biasanya, seluruh biayanya disesuaikan dengan jenis membran setiap pasien.
Pada rumah sakit swasta, biaya sekali cuci darah berkisar antara Rp800.000 hingga lebih dari Rp1.500.000 per sesi. Setiap minggunya, pasien harus melakukan cuci darah sebanyak 2 sampai 3 kali.
Checkout Keranjang E-Commerce Sekarang, Bayarnya Belakangan!
Beli gadget sampai furnitur bisa dicicil hingga 9 bulan, bunganya ringan. Yuk, transaksi sekarang!
Prosedur Cuci Darah Supaya Ditanggung BPJS Kesehatan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, biaya cuci darah tanpa BPJS atau menggunakan dana pribadi sangatlah mahal. Oleh karena itu, disarankan agar pasien mengurus BPJS untuk mengurangi biaya penanganan. Berikut adalah prosedur yang perlu kamu ikuti agar biaya tersebut dapat ditanggung oleh BPJS.
1. Pemeriksaan Diagnosa Gagal Ginjal
Langkah pertama adalah melakukan pemeriksaan dengan dokter yang berwenang untuk mendiagnosis gagal ginjal tahap akhir. Tahap ini akan menentukan apakah kamu memerlukan perawatan cuci darah atau tidak.
2. Riset Fasilitas Kesehatan
Meskipun BPJS dapat digunakan di hampir semua fasilitas kesehatan di Indonesia, ada beberapa yang mungkin tidak menerima layanan ini karena berbagai alasan.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan riset terlebih dahulu untuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang akan kamu pilih bekerja sama dengan BPJS untuk layanan cuci darah. Selain itu, pastikan fasilitas tersebut dilengkapi dengan unit hemodialisis yang lengkap dan modern.
Baca Juga: Cek Biaya Operasi Varikokel di Rumah Sakit, Bisa Pakai BPJS
3. Daftarkan Diri untuk Jadi Peserta BPJS
Untuk memastikan biaya sekali cuci darah ditanggung oleh BPJS, kamu harus mendaftar sebagai peserta layanan ini. Mulailah dengan mengurus Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau kartu kesehatan yang berlaku serta nomor kepesertaan yang resmi.
4. Dapatkan Surat Rujukan Dokter
Saat menjalani pemeriksaan, pastikan untuk meminta surat rujukan dari dokter yang mencakup informasi mengenai terapi cuci darah. Surat rujukan ini harus mencantumkan diagnosis penyakit, jumlah sesi terapi yang diperlukan, serta lokasi perawatan.
Tarik Dana Sekarang, Bayarnya Belakangan!
Bunga ringan, tenor hingga 9 bulan, limitnya hingga Rp50 juta. Tunggu apa lagi? Yuk, lakukan tarik dana sekarang!
5. Lewati Proses Administrasi
Langkah selanjutnya adalah menyelesaikan proses administrasi. Fasilitas kesehatan akan memandu kamu melalui proses ini untuk memastikan kamu mendapatkan perawatan yang tepat dan sesuai. Proses ini mencakup pengurusan berkas rekam medis dan data kepesertaan BPJS Kesehatan yang kamu miliki.
6. Mulai Terapi
Setelah semuanya selesai, kamu akhirnya bisa menjalani terapi cuci darah sesuai dengan jadwal dan rencana yang telah dokter tetapkan. Seluruh biaya cuci darah akan ditanggung oleh BPJS.
Baca Juga: Bayar Tagihan BPJS Kesehatan Online Tanpa Telat Dengan Cicilan JULO Paylater
Mana yang Lebih Efektif, Cuci Darah Mandiri atau Dengan BPJS?
Ketika penderita gagal ginjal harus memilih antara cuci darah mandiri atau melalui BPJS, efektivitasnya bergantung pada berbagai faktor. Baik itu membayar biaya cuci darah dengan BPJS atau dana mandiri, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Salah satu pertimbangan utama adalah kemampuan finansial. Jika memilih cuci darah secara mandiri, kamu harus siap mengeluarkan biaya yang cukup tinggi setiap sesi.
Dengan frekuensi cuci darah minimal 2 hingga 3 kali seminggu, total biaya bulanan bisa mencapai puluhan juta rupiah. Meskipun beberapa rumah sakit menawarkan opsi cicilan, biaya yang tinggi tetap menjadi beban berat.
Sebaliknya, menggunakan BPJS untuk cuci darah dapat lebih ekonomis. BPJS dapat menanggung seluruh biaya asalkan prosedur dilakukan di fasilitas yang bekerja sama dengan mereka.
Meskipun BPJS menawarkan potongan biaya yang signifikan, kekurangan dari opsi ini mungkin terletak pada keterbatasan fasilitas yang tersedia dan waktu pelayanan yang bisa lebih terbatas daripada metode mandiri.
Baca Juga: Hanya Di JULO! Cicil Biaya Kesehatan di Puluhan Ribu Faskes se-Indonesia!
Selesaikan Pembayaran Biaya Cuci Darah dengan JULO
Pada kesimpulannya, setiap opsi memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus kamu evaluasi secara cermat untuk memastikan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan situasi kamu. Dengan memahami biaya cuci darah dan memilih metode yang paling efisien, kamu bisa mendapat pengobatan cuci darah terbaik.
Namun, apapun pilihanmu, JULO Paylater adalah solusi pembayaran terbaik untuk mengalokasikan biaya kesehatan, termasuk prosedur cuci darah. Dengan layanan yang tersedia seperti JULO Cicilan, kamu bisa membayar tagihan dalam jangka waktu 9 bulan.
Dengan begitu, setiap bulan kamu hanya perlu mengeluarkan biaya yang lebih ringan. Bayar biaya kesehatan dengan JULO Paylater dan nikmati berbagai layanan menarik yang ditawarkan. Cukup satu klik untuk menyelesaikan transaksi dan pantau pengelolaan keuangan kesehatan kamu dengan mudah.